PENGEMBANGAN
KOGNITIF
Vygotsky
mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar
yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat (Dworetsky, 1990).
Kebudayaan akan mentransformasikan kemampuan tersebut dalam bentuk fungsi
kognitif yang lebih tinggi terutama dengan cara mengadakan hubungan
bermasyarakat dan melalui proses pembelajaran serta penggunaan bahasa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Guilford (Hildebrand, dalam Moeslihaton, 1999) untuk membantu pengembangan kognitif, anak
perlu dibekali dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan
mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat.
Berikut
ini adalah macam-macam metode yang dapat digunakan untuk pengembangan kognitif
anak.
1.
Bermain
Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang
memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur dan bahan
mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi
sepadan dengan dunia orang dewasa. Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan
anak. Frank dan Theresa Caplan (Hildebrand, 1987: 55-56) mengemukakan ada enam
belas nilai bermain bai anak.
1) Bermain membantu pertumbuhan anak.
2) Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sukarela.
3) Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak.
4) Bermain member kan dunia khayal yang
dapat dikuasai.
5) Bermain mempunyai unsur berpetualang
di dalamnya.
6) Bermain meletakkan dasar pengembangan
bahasa.
7) Bermain mempunyai pengaruh yang unik
dalam pembentukan hubungan antarpribadi.
8) Bermain memberi kesempatan untuk
menguasai diri secara fisik.
9) Bermain memperluas minat dan pemusatan
perhatian.
10) Bermain merupakan cara anak untuk
menyelidiki sesuatu.
11) Bermain merupakan cara anak untuk
mempelajari peran orang dewasa.
12) Bermain merupakan cara dinamis untuk
belajar.
13) Bermain menjernihkan pertimbangan
anak.
14) Bermain dapat distruktur secara
akademis.
15) Bermain merupakan kekuatan hidup.
16) Bermain merupakan sesuatu yang
esensial bagi kelestarian hidup manusia.
Oleh karena
itu, begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka pemanfaatan kegiatan
bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak merupakan syarat mutlak yang
sama sekali tidak bias diabaikan. Bagi anak, belajar adalah bermain dan bermain
sambil belajar (Moeslihatoen, 1999)
2.
Pemberian
tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan
kesempatan kepada anak melakasanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari
guru., apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara
nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas. Metode pemberian tugas dapat
diberikan secara kelompok atau perorangan.
Untuk mengemban tugas kemampuan mengingat, maka guru
dapat memberikan tugas menghafal doa atau syair. Keterampilan menghafal syair
dimulai dari bait demi bait, diulang berulang berkali-kali sehingga anak hafal
keseluruhan syair, demikian pula dengan menghafal doa-doa.
3.
Demonstrasi
Adalah cara memperagakan atau
mempertunjukkan sesuatu atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa. Metode
demonstrasi dapat digunakan untuk member ilustrasi dalam menjelaskan informasi
kepada anak dan dapat membantu meningkatkan daya piker anak terutama daya piker
dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan
berpikir evaluatif.
4.
Tanya
jawab
Metode Tanya jawab adalah metode
dengan cara Tanya jawab, guru member pertanyaan terbuka, sehingga anak dapat
menjawab beberapa kemungkinan, berdasarkan pengalaman anak, guru harus berusaha
agar anak aktif member jawaban atau keterangan, buka guru yang aktif member
keterangan. Selain itu metode ini mengandung manfaat belajar yaitu mewujudkan
kemampuan berbahasa secara reseptif dan ekspresif.
5.
Mengucapkan
syair
Metode mengucapkan syair adalah suatu
cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik, yang dibuat guru untuk
sesuatu agar dapat dipahami anak.
6.
Percobaan/eksperimen
Adalah suatu cara anak melakukan
berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya, guru
sebagai fasilitator, alat untuk berbagai percobaan sudah dipersiapkan guru.
Melalui metode ini anak dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya.
7.
Bercerita
Adalah cara menyampaikan sesuatu
dengan bertutur atau memberikan penerangan/penjelasan secara lisan melalui
cerita. Guru bukan member ceramah pada anak. Cerita itu harus menarik, dengan
tujuan yang ingin dicapai, dengan gerak-gerak yang wajar dan intonasi yang
bervariasi. Anak diberi kesempatan untuk bertanya memberikan tanggapan atau
kesimpulan.
8.
Karyawisata
Yaitu kunjungan secara langsung ke
objek-objek di sekitar anak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru
menjelaskan sesuatu dengan benda/objeknya, anak diberi kesempatan
seluas-luasnya untuk memeprhatikan, meneliti objek, diharapkan melalui metode ini anak menemukan pengalaman
baru berdasarkan pengamatan langsung.
9.
Dramatisasi
Metode demokrasi adalah cara memahami sesuatu melalui
peran-peran yang dilakukan oleh tokoh atau benda-benda di sekitar anak,
sehingga anak dapat memahami sesuatu sambil berimajinasi. Anak memerankan tokoh
sesuai dengan pilihannya berdasarkan minat. Sebagai contoh akan diilustrasikan
pada penerapannya di dalam kelas.
Sumber:
Yuliani
Nurani Sujiono, dkk. 2008. Metode
Pengembangan kognitif. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka