PERAN
GURU ANAK USIA DINI
Menurut
Rogers dalam Catron dan Allen (1999:58), keberhasilan guru yang sebenarnya
menekankan pada tiga kualitas dan sikap yang utama, yaitu: (1) guru yang
memberikan fasilitas untuk perkembangan anak menjadi manusia seutuhnya, (2)
membuat suatu pelajaran menjadi berharga dengan menerima perasaan anak-anak dan
kepribadian dan percaya bahwa yang lain dasarnya layak dipercaya membantu
menciptakan suasana selama belajar dan (3) mengembangkan pemahaman empati bagi
guru yang peka/sensitif untuk mengenai perasaan anak-anak di dunia.
Mengutip
pendapat Catron dan Allen (1999:59) peran guru anak usia dini lebih sebagai
mentor atau fasilitator dan bukan penstransfer ilmu pengetahuan semata, karena
ilmu tidak dapat ditransfer dari guru kepada anak tanpa keaktifan anak itu
sendiri. Dalam proses pembelajaran, tekanan harus diletakkan pada pemikiran
guru. Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat: mengerti cara berpikir
anak, mengembangkan dan menghargai pengalaman anak, memahami bagaimana anak
mengatasi suatu persoalan, menyediakan dan memberikan materi sesuai dengantaraf
perkembangan kognitif anak agar lebih berhasil membantu anak berpikir dan
membentuk pengetahuan, menggunakan berbagai metode belajar yang bervariasi yang
memungkinkan anak aktif mengkonstruksi pengetahuan.
Peran
dari guru kelas boleh jadi bagian yang paling penting dari rencana pelajaran
yang tak terlihat. Kekritisan dalam menentukan keefektifan dan kualitas dari
perawatan dan pendidikan untuk anak kecil. Guru mungkin merupakan faktor yang
paling penting dalam mendidik dan berpengalaman merawat anak.
Guru
yang baik untuk anak-anak memiliki banyak sifat dan cirri khas, yaitu:
kehangatan hati, kepekaan, mudah beradaptasi, jujur, ketulusan hati, sifat yang
bersahaja, sifat yang menghibur, menerima perbedaan individu, mampu mendukung
pertumbuhan tanpa terlalu melindungi, badan yang sehat dan kuat, ketegaran
hidup, perasaan kasihan/keharuan, menerima diri, emosi yang stabil, percaya
diri, mampu untuk terus-menerus berprsetasi dan dapat belajar dari pengalaman
(Hymes, Read & Patterson, Yardley dalam Catron dan Allen, 1999:59).
Selanjutnya dipaparkan bahwa secara terperinci peran guru anak usia dini,
diantaranya:
a. Peran
guru dalam berinteraksi
Guru anak usia dini akan sering
berinteraksi dengan anak dalam berbagai bentuk perhatian, baik interaksi lisan
maupun perbuatan. Guru harus berinisiatif memvariasikan interaksi lisan,
seperti dalam memberikan perintah dan bercakap-cakap dengan anak. Atau yang
bersifat interaksi nonverbal yang tepat seperti member senyuman, sentuhan,
pelukan, memegang dengan mengadakan kontak mata dan berlutut atau duduk
setingkat dengan anak sehingga membawa kehangatan dan rasa hormat.
b. Peran
guru dalam pengasuhan
Pendidik anak usia dini menganjurkan
untuk mengasuh dengan sentuhan dan kasih sayang. Pengasuhan saling memengaruhi
seperti pelukan, getaran, cara mengemong dan menggendong adalah untuk kebutuhan
perkembangan fisik dan psikologis anak. Kontak fisik melalui bermain,
memberikan perhatian dan pengajaran adalah penting dalam mendorong perkembangan
fisik, kecerdasan emosionil dan kasih
sayang untuk guru.
Memelihara interaksi membantu anak
memngembangkan gambaran diri positif dan konsep diri seperti pengalaman hormat
mereka dan ikut sertanya kontak fisik dengan guru. Memebrikan perhatian dengan
penuh kasih sayang dan menambah sentuhan keduanya yaitu perkembangan emosi dan
kognitif.
c. Peran
guru dalam mengatur tekanan/stress
Guru membantu anak untuk belajar
mengatur tekanan akan menciptakan permainan dan mempelajari lingkungan yang
aman pengelolaan tekanan dan dapat mengatasi kemampuan membantu perkembangan.
Guru juga akan memberikan anak keterangan perkembangan yang tepat tentang
peristiwa tekanan, memberikan penentraman hati lagi secara fisik dna mendorong
anak untuk menjawab pertanyaan, mengutarakan perasaan dan membicarakan
pandangan mereka sendiri.
d. Peran
guru dalam memberikan fasilitasi
Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk
bermain imajinatif, mengekspresikan diri, menemukan masalah, menyelidiki jalan
alternative dan menemukan penemuan baru untuk mempertinggi perkembangan
kreativitas. Untuk itu guru perlu memfasilitasi dengan memberikan berbagai
kegiatan dan lingkungan belajar yang fleksibel serta berbagai sumber belajar.
Kesempatan yang diberikan dapat mendorong timbulnya ekspresi diri anak. Guru
dapat memberikan dorongan pada anak untuk memilih aktivitasnya sendiri,
menemukan berbagai hal alternative dan untuk menciptakan objek atau ide baru
yang memudahkan perkembangan kemampuan berpikir berbeda dan penanganan masalah
yang orisinil.
e. Peran
guru dalam perencanaan
Para guru perlu merencanakan kebutuhan
anak-anak untuk aktivitas mereka, perhatian, stimulus da kesuksesan memlalui
keseimbangan dan kesatupaduan di dalam kelas dan melalui implementasi desain
kegiatan yang terencana. Guru juga merencanakan kegiatan rutin beserta
peralihannya. Anak-anak harus dapat berpindah secara efektif dari satu area ke
area yang lain secara aman, tidak terburu-bur di dalam kelompok maupun
individual, sampai mereka telah siap. Guru dapat mempersiapkan aktivitas dan
menciptakan suasana yang dapat menstimulasi anak dan membantu mereka memilih
aktivitas atau mainan yang tepat. Guru juga harus fleksibel dan dalam
menggunakan aktivitas alternative tergantung pada perubahan kondisi, perbedaan
ketertarikan pada anak dna situasi yang luar biasa.
f. Peran
guru dalam pengayaan
Aspek lain dari peranan guru adalah
memperkaya lingkungan belajar anak. Guru harus menyediakan kesempatan belajar
pada anak pada perkembangan yang tepat, “bagaimana
anak belajar dapat mencerminkan guru
mengajar”. Asosiasi nasional pendidikan anak (NAEYC, 1986:23-24)
menyarankan penggunaan perkembangan strategi mengajar yang tepat, yaitu: (1)
Guru menyiapkan lingkungan belajar untuk anak yang meliputi eksplorasi aktif
dan interaksi dengan orang dewasa, anak-anak lain dan dengan benda-benda , (2)
Anak-anak memilih sendiri aktivitas mereka dari berbagai macam area belajar
yang disediakan oleh guru , meliputi bermain peran, balok, sains, matematika,
permainan puzzle, membaca, mencatat, seni dan music, (3) Anak-anak diharapkan
menjadi aktif secara fisik dan mental. Anak-anak memilih diantara kegiatan yang
telah dirancang oleh guru atau dari inisiatif anak secara spontan, (4)
Anak-anak bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil atau kelompok
informal dalam waktu yang lebih banyak, (5) Anak-anak disediakan aktivitas
belajar secara konkret dengan barang-barang dan orang-orang yang sesuai untuk
pengalaman hidup mereka, (6) Guru bergerak diantara kelompok-kelompok dan
individu untuk memudahkan keterlibatan anak dengan barang-barang dan
aktivitas-aktivitas mereka dengan bertanya, memberikan saran atau menambahkan
barang-barang yang lebih kompleks atau ide-ide untuk suatu situasi, (7) Guru
menerima bahwa ada lebih dari satu jawaban yang benar. Guru mengakui bahwa
anak-anak belajar dari pemecahan masalah dirinya secara langsung dalam
pengalaman-pengalamannya.
g. Peran
guru dalam menangani masalah
Guru sebagai penangan masalah
menggunakan proses yang meliputi perolehan informasi, mempertimbangkan jalan
alternatif, mengevaluasi hasil dan mempergunakan pengaruh bolak-balik untuk
program yang terus-menerus. Para guru yang mengetahui kebutuhan individual
anak-anak, ketertarikan anak-anak, rasa takut dan frustasi dan yang memiliki
pertimbangan keputusan yang bagus tentang kejadian-kejadian di dalam kelas
dapat memperkirakan situasi masalah secara efektif.
h. Peran
guru dalam pembelajaran
Akhirnya, guru terbaik bagi anak usia
dini melakukan dan mengembangkan pelajaran yang berkelanjutan. Guru harus
menyadari bahwa awal mula pengalaman pendidikan memberikan pondasi untuk
menjadi guru yang peduli dan berkompeten. Guru yang melaksanakan reflektif
menggambarkan mengajar sebagai suatu perjalanan-perjalanan yang meningkatkan
pengeertian diri, sementara itu juga meningkatkan sensitivitas dan pengetahuan
terbaik tentang anak bagaimana menfasilitasi belajar. Guru harus mengerti bahwa
saat mereka mengajar mereka juga diajarkan; saat mereka membantu orang lain
untuk berkembang, mereka juga membuat diri mereka sendiri berubah.
i. Peran
guru dalam bimbingan dan pemeliharaan
Bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan oleh guru atau petugas lainnya kepada anak didik dalam rangka
memperhatikan kemungkinan adanya hambatan atau kesulitan yang dihadapi anak
didik dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal; sedangkan pemeliharaan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk memengaruhi pertumbuhan
fisik dan perkembangan mental anak dengan cara tertentu untuk mencapai hasil
tertentu. Peristilahan sejenis lainnya dengan pemeliharaan adalah: melatih,
menjaga, membatu, melindungi dan memantau.
Adapun fungsi bimbingan dan pemeliharaan bagi anak usia
dini adalah: (1) Fungsi pemahaman, yaitu usaha bimbingan yang menghasilkan
pemahaman pada anak tentang diri sendiri, lingkungannya dan cara menyesuaikan
dan pengembangan diri; (2) Fungsi pencegahan, yaitu bimbingan yang menghasilkan
tercegahnya anak didik dari berbagai permasalahan yang dapat menggangu,
menghambat atau menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses perkembangannya;
(3) Fungsi perbaikan, yaitu bimbingan yang akan menghasilkan terpecahkannya
berbagai permasalahan yang dialami oleh anak didik; (4) Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan, yaitu bimbingan yang menghasilkan terpeliharanya dan
berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Sumber:
Sujiono, Yuliani
Nurani. 2011. Konsep Dasar Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar